Disfungsi Seksual pada Usia Lanjut

DENGAN semakin baiknya keadaan kesehatan masyarakat, maka penduduk kelompok usia lanjut semakin banyak di masyarakat. Mereka memerlukan perhatian khusus dalam mengatasi masalah yang mereka hadapi pada usia lanjut. Mereka memerlukan penanganan khusus untuk meningkatkan kualitas hidup mereka sebagai manusia.

Salah satu masalah yang dialami oleh banyak orang pada usia lanjut ialah masalah seksual. Disfungsi seksual merupakan masalah yang umum dialami oleh kelompok usia lanjut, baik pria maupun wanita. Banyak kelompkk usia lanjut yang merasa terganggu dengan disfungsi seksual yang dialaminya.

Di pihak lain, mereka mengalami hambatan psikis untuk berupaya mengatasi masalah itu. Hambatan psikis antara lain muncul karena sikap masyarakat yang menganggap tidak layak lagi pada usia lanjut mempermasalahkan fungsi seksual. Padahal sebagai manusia seksual, walaupun berusia lanjut, wajar saja mereka mempermasalahkan keluhan seksual yang meraka rasakan mengganggu. Masalah seksual memang dapat dialami oleh siapa saja dari kelompok usia manapun, dan mereka sangat memerlukan penganganan.

Dalam buku Seks yang Membahagiakan, Prof Dr dr Wimpie Pangkahila SpAnd FAACS mengejalaskan, masalah seksual pada usia lanjut disebabkan oleh faktor fisik dan psikis yang bergabung menjadi satu. Faktor fisik berupa kemunduran fisik karena usia yang terjadi pada semua bagian tubuh, khususnya yang berkaitan dengan fungsi hormon seks, pembuluh darah, dan saraf. Faktor fisik yang menghambat fungsi seksual kerap muncul pada usia lanjut, seperti perasaan jemu dengan situasi sehari-hari, khususnya dalam hubungan dengan pasangan, perasaan kehilangan kemampuan seksual dan daya tarik, perasaan kesepian, dan perasaan takut dianggap tidak wajar bila masih aktif melakukan hubungan seksual.

"Perubahan itu sangat menghambat atau menurunkan fungsi seksual, apalagi kalau terdapat masalah lain, seperti penyakit yang kerap muncul pada usia lanjut dan terganggungnya komunikasi dengan pasangan," tambah Wimpie yang saat ini menjadi Ketua Pusat Studi Andrologi dan Seksologi Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana, Bali.

Pada wanita, lanjut Wimpie, usia lanjut pada umumnya diidentikkan dengan terjadinya menopause. Pada masa ini, masalah seksual sering terjadi yang berhubungan dengan menurunnya hormon estrogen dan progesteron.

Pada pria lanjut, tidak ada suatu proses yang berhenti seperti pada wanita yang mengalami menoupouse. Tetapi, pada pria usia lanjut juga mengalami penurunkan fungsi seksual yang acapkali menibulkan masalah seksual. "Istilah andopause kerap kali digunakan untuk menunjukkan suatu masa pada pria usia lanjut yang mengalami penurunan fungsi seksual dan fungsi organ tubuh pada umumnya," jelasnya.

Tetapi lebih jauh, lanjutnya, penurunan hormon seks, khususnya testosterone, baik pada pria maupun wanita, tidak semata-mata hanya menumbulkan disfungsi seksual. Dalam kaitannya dengan kualitas hidup, menurunnya hormon testosterone, seperti juga hormon yang lain, dapat menurunkan kualitas hidup. Selanjutnya, kualitas gidup yang menurun dapat menimbulkan akibat buruk dalam berbagai aspek kehidupan.
(tty-oz)

Tidak ada komentar: