Ratusan Bakteri Bermukim di Kulit

PERCAYAKAH Anda bila ada orang yang berkata: "Kulitku bersih, sehat, dan bebas kuman"?. Biarpun mandi lima kali sehari dan rajin merawat kulit di salon kecantikan, dijamin tak ada kulit yang seratus persen bebas dari kuman.

Sebuah perburuan mikroba yang dilakukan peneliti di Amerika menemukan bahwa dalam kulit manusia terkandung ratusan bakteri. Beberapa di antaranya menetap di kulit dan ada pula yang sekadar singgah.

Dalam penelitian yang dipublikasikan dalam Proceedings of the National Academy of Sciences, Blaser dan koleganya mengambil sampel dari kulit lengan bawah enam orang sehat. "Kami mengidentifikasi sekitar 182 spesies dan diperkirakan ada 250 spesies bakteri di kulit," ujar Blaser.

Bakteri merupakan mikroorganisme bersel satu yang dipercaya sebagai makhluk hidup pertama di bumi. Selain menjadi biang penyakit (bakteri jahat), bakteri juga hidup normal dalam tubuh kita (bakteri baik), contohnya di saluran cerna. "Tanpa bakteri baik, tubuh kita tidak bisa bertahan," kata Dr Zhan Gao, ilmuwan yang turut serta dalam studi ini.

Mikroba dalam tubuh manusia sebenarnya jumlahnya lebih banyak dari sel tubuh manusia itu sendiri. "Mikroba tersebut sebenarnya merupakan bagian inti dari tubuh kita, dan kami rasa banyak organisme normal yang melindungi kulit. Jadi, terlalu sering membersihkan badan (mandi) menurut saya juga tidak bagus. Pasalnya, itu sama saja menghilangkan salah satu lapisan pelindung tubuh kita (organisme pelindung kulit)," tuturnya.

Sudah sejak lama diketahui bahwa bakteri hidup di kulit, tapi Blaser dan koleganya menggunakan teknik molekuler canggih yang berdasarkan pada DNA untuk mendapatkan penghitungan akurat. Mereka membuktikan bahwa penghuni dunia lebih beragam dari yang selama ini dipikirkan, dengan sekitar 8 persen spesies tidak dikenal.

Beberapa bakteri cenderung hidup permanen di kulit, yang terdiri atas empat genus, yaitu Staphylococcus, Streptococcus, Propionibacteria dan Corynebacteria. Beberapa di antaranya hanya singgah sementara. Pada tiap orang, populasi bakteri berubah setiap waktu kendati sudah ada yang bersifat tetap.

Partisipan dalam penelitian ini terdiri dari tiga pria dan tiga wanita, dan hasilnya menunjukkan bahwa kedua jenis kelamin berbeda itu juga menunjukkan perbedaan dalam hal bakteri yang dibawa. Sebelumnya, peneliti juga sudah meneliti bakteri di perut dan kerongkongan.

Melalui penelitian ini, mereka menemukan bahwa di dalam tubuh dan kulit terdapat perbedaan mendasar dalam hal populasi bakteri. "Mikroba telah hidup pada binatang selama miliaran tahun. Begitupun mikroba yang ada dalam tubuh kita tidak muncul tiba-tiba. Mereka telah tumbuh berkembang bersama kita," ungkapnya.
(sindo//tty)

Tidak ada komentar: